Isrizal Gencarkan Implementasi Moderasi Beragama di MTsN 1 Padang

Isrizal Gencarkan Implementasi Moderasi Beragama di MTsN 1 Padang

Padang, Humas- Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Kota Padang Isrizal gencarkan Implementasi moderasi beragama kepada siswanya. Hal itu terlihat dari beberapa inovasi yang dilakukan.

Diantara inovasi tersebut yaitu, digelarnya Muhadharah Akbar bartajuk moderasi beragama, pidato kebudayaan oleh salah seorang siswinya Hanna, pencerahan yang berisi moderasi beragama. Dan yang paling spaktakuler adalah lahirnya Karya Inovatif dalam bentuk Musikalisasi Puisi Moderasi Beragama yang telah mengundang decak kagum semua hadirin pada pembukaan KSM tingkat Sumatera Barat di MAN 2 Padang, (10/09/22).

Musikalisasi Puisi itu telah tayang di channel you tube MTsN 1 Padang TV dan ditonton oleh 694 orang. Musikalisasi ini sebuah karya terbaru bertajuk moderasi yang relevan dengan era ini.

Isrizal mengatakan bahwa moderasi beragama merupakan program prioritas nasional Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), pada saat ini mendapat perhatian serius dari Kementerian Agama. Peran strategis ini terkmaktub dalam kebijakan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Nomor 7272 Tahun 2019 Tentang Pedoman Implementasi Moderasi Beragama Pada Pendidikan Islam.

Melalalui KMA 183 dan 184 Kemenag mendorong madrasah untuk melakukan beberapa langkah penguatan peserta didik melalui Guru. “Guru memiliki tiga hal penting yang harus disampaikan kepada peserta didik yaitu pentingnya pendidikan anti korupsi, pendidikan moderasi beragama dan pendidikan karakter.

Melalui KMA tersebut, madrasah diberikan ruang untuk berinovasi dalam peneguhan moderasi beragama dengan berbagai cara diantaranya,setiap guru mata pelajaran wajib menanamkan nilai moderasi beragama kepada peserta didik, penananam nilai ini bersifat hidden curriculum yang terwujud pada bentuk pembiasaan, dan pemberdayaan dalam harian peserta didik, implementasi penanaman nilai tersebut tidak harus tercantum dalam administarsi madrasah tetapi terealisasikan.

“Moderasi beragama merupakan sikap, cara pandang, mindset, cara berperilaku menjalankan agama dengan sifat tawassuth (tengah tengah), tawazun ( seimbang), dan sifat toleransi (menghargai hak hak orang lain),” ungkap Panut menjelaskan bahwa Moderasi beragama menjadi hal penting yang harus diteguhkan pada peserta didik di madrasah. Pada prinsipnya tujuan moderasi beragama adalah kerukunan.

Moderasi beragama lebih dimaknai sebagai cara pandang agama secara moderat, yakni paradigma beragama yang tidak ekstrem baik kiri atau kanan. Ini berarti tidak membolehkan terlalu kaku dalam memahami ajaran agama, tidak boleh terlalu bebas penggunaan akal sehingga menempatkan akal sebagai satu-satunya tolak ukur kebenaran dan juga tidak boleh memahami agama dengan cara membuang jauh-jauh penggunaan akal (tektual).

Makna moderasi beragama lebih menekankan kepada perlunya beragama dengan sikap yang tawassuth. Sikap ini tidak hanya tergambarkan pada pola pikir, tetapi juga harus nampak pada perilaku. Kondisi ini berkonsekwensi pada moderasi, bisa menjadi fleksibel sesuai dengan konteks ruang dan waktu yang mengiringinya sepanjang sesuai dengan koridor konsep moderasi itu sendiri.

Moderasi beragama menjadi suatu sikap yang sangat perlu ditanamkan ke peserta didik di madrasah, mengingat ekstremisme, radikalisme dan ujaran kebencian merupakan problem bangsa Indonesia saat ini. Madrasah sebagai lembaga pendidikan umum bercirikhas Islam perlu menjadi pioner dalam menumbuhkembangkan sikap moderat ini.

Kata “Isrizal” Madrasah dituntut mempunyai manajemen andal dengan dukungan guru dan tenaga kependidikan yang memiliki sikap dan perilaku moderat. Di sisi lain, madrasah juga harus bisa memanfaatkan komunitas madrasah untuk penciptaan habituasi nilai moderasi beragama pada harian kehidupan peserta didik. Komunitas madrasah bisa memunculkan networking dan kepercayaan dari masyarakat, harus bisa menjadi jembatan peserta didik di madrasah untuk mengimplementasikan sikap moderat pada ruang publik.

Madrasah juga diharapkan dapat menghasilkan output yang memiliki sikap dan perilaku toleran, mengakui atas keberadaan pihak lain, perhormatan atas pendapat dan tidak memaksakan kehendak dengan cara kekerasan. Output yang menerapkan moderasi beragama, bertaqwa dan berilmu sangat dibutuhkan pada era melinial sekaligus merupakan agenda penting guna mencapai visi madrasah tahun 2030 sebagai madrasah unggul dan kompetitif.
(HarisTJ)

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

POST LAINYA

Scroll to Top