Padang, SumbarInfo,- Puluhan orang tua dan siswa SMAN 1 Kampus 2 mendatangi Dinas Pendidikan Prov Sumatera Barat. Kedatangan mereka menuntut agar anak-anak mereka dipindahkan belajar ke kampus 1.
Dengan menggunakan bus pariwisata, rombongan siswa dan orang tua bergerak menuju kantor Dinas Pendidikan di jalan Sudirman Padang. Kedatangan mereka disambut oleh Kabid PSMA Mahyan, S.Pd, MM dan Kasubag Umpeg Mairoza Yuhendri S.E serta Kepala SMA Negeri I Nukman.
Dalam pertemuan dengan perwakilan orang tua, Kepala SMA Negeri I Nukman membeberkan kronologi terjadinya pembukaan kampus 2 SMAN 1 Padang.
“Terjadinya kampus 2 dilatarbelakangi oleh adanya kampus 2 SMA 13” ujar Nukman.
Rapat MKKS SMA kota Padang ada kabar sma bunda tidak punya murid.
Suryanto Kabid PSMA sebelumnya mengatakan bisa tambah 2 rombongan belajar dengan memanfaatkan SMA Bunda.
“Dalam perjanjiannya, pihak SMA 1 harus bayar listrik, dan tenaga honor SMA bunda bisa ditampung di SMA 1” ungkap Nukman.
Sementara Kabid PSMA Mahyan S.Pd, MM mengatakan pihaknya sudah menyampaikan aspirasi para orang tua siswa kepada bapak Kadis dan bapak Gubernur. “Kita sudah sampaikan kepada pak Kadis dan bapak Gubernur, akan tetapi sampai saat ini kami belum mendapat petunjuk dan arahan dari beliau. Jadi kami harap, bapak/ibu bersabar sampai ada keputusan dari bapak Kadis atau bapak Gubernur” ujar Mahyan.
Ismail Novendra, salah seorang wali murid mengatakan, para orang tua tidak tau perjanjian apa yang dibuat oleh pihak sekolah, dinas pendidikan dengan pihak yayasan bunda. “Kalau memang ada kewajiban yang harus dibayar oleh pihak SMA 1 dengan yayasan Bunda, kan bisa kita bicarakan” ujar Ismail.
Fifi, salah satu perwakilan orang tua siswa mengatakan, ada 108 siswa kelas 1 yang belajar di SMAN 1 Padang di Gedung SMA Bunda tersebut.Keinginan untuk pindah menurutnya, karena ruangan belajar di Kampus 2 tersebut tidak memadai dan tidak memenuhi syarat.
“Ruangannya (Gedung SMA Bunda-red) sempit. Lokasinya juga dekat dengan laut. Shelternya pun jauh. Apalagi sekarang sering terjadi gempa. Kurang aman anak-anak siswa belajar di sana. Juga ada kesenjangan sosial lainnya, ” ujarnya.
Dengan kondisi tersebut, Fifi berharap agar anaknya juga dapat belajar di Kampus 1 SMAN 1 Padang bersama dengan anak-anak lainnya.
“Sebelum dipindahkan, kita akan meliburkan anak anak kita, ” tegasnya.
Rori Paslah, salah seorang orang tua siswa mengatakan, dirinya sebelumnya, pada 14 September 2022 lalu sudah lakukan audiensi dengan Dinas Pendidikan Sumbar. Saat itu, Dinas Pendidikan Sumbar sudah menjawab aspirasi orang tua siswa dengan menyetujui siswa di kampus 2 pindah ke kampus 1 SMAN 1 Padang. Namun, dengan catatan semua fasilitas yang kurang di Kampus 1 SMAN 1 Padang agar dilengkapi oleh orang tua siswa.
“Hari Sabtu lalu, 17 September 2022 kita sudah gotong royong bersama dan melengkapi fasilitas di Kampus 1 SMAN 1 Padang. Ada 72 kursi untuk dua kelas yang kita beli. Kita juga memasang kanopi untuk lorong sekolah untuk antisipasi hujan, ” ungkapnya.
Dinas Pendidikan Sumbar menurut Rori menjanjikan Senin dan Selasa, (19-20 September 2022) sudah bisa pindah. Namun, kenyataannya tidak bisa pindah.
“Kami sangat kecewa dengan sikap dinas pendidikan ini. Mental anak-anak kami sudah kena. Bahkan Senin (26/9) ini tadi kami tadi sepakat ke kampus 1 lakukan upacara. Tapi selesai upacara, anak-anak tidak dibolehkan belajar di kampus 1 dan diminta belajar di kampus 2 dengan alasan guru-guru sudah menunggu di kampus 2. Padahal kan bisa gurunya diminta pindah ke kampus 1, ” keluhnya
“Kami hanya minta kesamaan hak antara anak-anak di kampus 2 dengan kampus 1. Karena kampus 2 fasilitasnya tidak memadai dan lokalnya kecil. Dengan jumlah siswa 36 satu lokal tidak masuk akal. Sementara lokal di kampus 1 sudah lengkap semuanya, tinggal pindah saja lagi, ” ucapnya.
Pihak SMAN 1 Padang menyarankan agar menunggu instruksi dari Dinas Pendidikan Sumbar, karena kapan saja mereka siap menerima anak-anak. Sementara, dari Dinas Pendidikan Sumbar tidak ada kepastian. Pihak dinas malah berkilah menunggu keputusan gubernur.
“Makanya kami datang ke sini audiensi dengan Gubernur. Besok (Selasa, 27 September 2022) kita juga akan datangi DPRD Sumbar. Jika tidak ada kepastian, kami sepakat meliburkan anak-anak kami walaupun harus libur selama satu tahun. Dari pada anak kami masik kembali ke kampus 2, mentalnya sudah kena, ’ tegas Rori Paslah.
Oleh: Marlim