Kemah intelektual Muda Muhammadiyah Merawat Pikiran Buya di kampung kecil
Bulan Mei – Juni di dalam kultur masyarakat yang mengidolakan dan mengagumi Buya Syafii sering disebut sebagai Bulan Buya. Tak heran bulan Mei adalah bulan kelahiran Buya Syafii Maarif tepatnya 31 Mei 1935. Sekaligus pada bulan tersebut beliau wafat pada tanggal 27 Mei 2022. Jasa besar Buya Syafii Maarif membuat banyak orang menaruh perhatian yang tinggi terhadap sosok Buya. Bagaimana beliau memecahkan masalah kebangsaan melalui tulisan – tulisan tajamnya. Dan bagaimana beliau tampil sebagai teladan bagi banyak kalangan, baik bagi kalangan wong cilik maupun kalangan elit sekalipun beliau tetaplah membumi dan tidak tinggi diri. Dalam rangka memperingati bulan Buya Syafii yang jatuh pada bulan Mei sebagaimana waktu kelahiran beliau, tidak jarang beberapa elemen masyarakat, baik itu ormas maupun komunitas lintas agama yang menyelenggarakan kegiatan untuk mengenang Buya Syafii Maarif dan merawat pemikirannya. Salah satu yang menggelar peringatan itu adalah Kemah Intelektual Muda Muhammadiyah yang digelar oleh Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Sijunjung bersama dengan Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Sumpur Kudus sebagai panitia lokal. Serta sumbangsih pikiran dari Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah dan Anak Panah Muhammadiyah Sumpur Kudus. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan perdana berkaitan dengan peringatan bulan Buya Syafii Maarif di kampungnya sendiri yang dilibatkan kepada seluruh pelajar se – Kabupaten Sijunjung. Harapannya dari kegiatan tersebut dapat memantik pikiran dan semangat para pelajar untuk meneruskan estafet pikiran Buya Syafii Maarif. Sebagaimana yang disampaikan oleh ketua panitia sekaligus Anak Panah Muhammadiyah Sumpur Kudus, Taufiq Adi Kurniawan. Baginya, pengenalan tentang Buya Syafii kepada generasi muda perlu untuk digiatkan, terkhusus di kampungnya sendiri. Jangan sampai generasi muda Sumpur Kudus dan Sijunjung secara umum justru asing dengan nama Buya Syafii. Miris jika apabila Buya Syafii Maarif yang disanjung dan dikagumi oleh para intelektual muda secara luas, namun justru tidak dikenal oleh pemuda di kampungnya, ujar Taufiq dalam sambutannya. Kegiatan ini berisi pengenalan umum profil Buya Syafii kepada para pelajar dengan konsep perkemahan sederhana yang diisi dengan menonton film si Anak Kampung, pengenalan profil, diskusi, hingga berkunjung ke titik – titik penting yang bersejarah di Sumpur Kudus. Dikarenakan kegiatan ini berlangsung di lokasi masa kecil Buya, semoga membuat peserta semakin merasakan bagaimana iklim masa kecil Buya Syafii. Pada agenda tersebut, turut hadir tokoh masyarakat Sumpur Kudus, perwakilan setiap nagari se – Sumpur Kudus, PCM & PCPM Sumpur Kudus, PDM & PDPM Sijunjung, keluarga besar Buya Syafii Maarif, dan Angkatan Muda Muhammadiyah Sijunjung. Dalam momen itu, hadir pula Presidium Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah (JIMM), Yahya Fathur Rozy, M.A. Beliau berharap, kegiatan ini menjadi semangat kegiatan intelektual di Kampung Buya. Kegiatan diskusi, membaca, dan menulis. Itulah yang menjadi agenda keseharian yang dilakukan oleh generasi muda. Selain itu Yahya juga menjelaskan bahwa di dalam Muhammadiyah memiliki banyak unsur yang tidak hanya terbatas pada Majelis dan Lembaga tetapi juga terdapat komunitas yang bergerak sesuai dengan minat anggotanya, salah satunya adalah Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah (JIMM), yang fokus pada iklim intelektual. Mengakhiri sambutannya, Yahya berharap kemah ini menjadi ajang untuk meningkatkan kualitas diri dan literasi. Di tengah derasnya arus media sosial, dia berharap bahwa masih ada anak – anak muda yang berproses pada literasi yang tidak instan sebagaimana yang dicontohkan oleh Buya Syafii Maarif. Pada pembukaan kegiatan ini, turut hadir dari Maarif Institute (lembaga yang didirikan dengan nama dan nafas perjuangan Buya Syafii Maarif) secara langsung Direktur Eksekutif, Andar Nubowo, Ph.D bersama dengan tim. Dalam sambutannya beliau mengungkapkan bagaimana Buya Syafii menjadi tokoh inspiratif khususnya bagi kaum muda termasuk dirinya sendiri. Atas nasihat, arahan, dan inspirasi dari Buya, banyak anak – anak muda yang sukses dan menjadi tokoh penting di tingkat nasional maupun global. Ini pula yang beliau tekankan kepada para pemuda, untuk terus berjuang meningkatkan kapasitas religiusitas, intelektualitas, dan humanitas. Beliau menegaskan bahwa Buya Syafii Maarif adalah tokoh Muhammadiyah yang menjadi suluh peradaban, dan suluh kemanusiaan hingga ranah global. Sekalipun beliau sudah meninggal, tetapi nama Buya masih harum sampai kini. Bahkan Sumpur Kudus yang terletak di pelosok Sumatera Barat dikenal secara luas karena nama besar Buya Syafii Maarif. Tentu segudang jasa Buya Syafii untuk kampungnya sudah tidak diragukan lagi. Sampai saat ini Sumpur Kudus terkenal secara luas. Kegiatan yang diselenggarakan pada tanggal 16 – 17 Juli 2025 tersebut dihadiri oleh 50 peserta dari pelajar perwakilan setiap sekolah tingkat atas se – kabupaten Sijunjung. Selama 2 hari peserta disuguhkan dengan berbagai macam kegiatan yang bertujuan untuk mengenal Buya Syafii Maarif.
Kemah intelektual Muda Muhammadiyah Merawat Pikiran Buya di kampung kecil Read More »









