Opini
Hindari Penggunaan Smartphone Secara Bebas kepada Anak-Anak
Satu hal yang terus menarik perhatian saya adalah penggunaan Smartphone secara bebas kepada anak-anak, sepertinya kejadian ini terus semakin meningkat sembari perputaran waktu, apakah hal ini terjadi karena: perkembangan zaman yang sudah semakin modern karena ketidak cukupan pengetahuan orang tua terhadap masalah yang ada di balik semua itu? Sampai sekarang saya masih terus mencoba untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan tersebut. Terkadang saya mencoba untuk memberikan argumen, mungkin ini adalah zaman nya dan memang harus seperti itu, tapi apa iya? Kemudian saya masih tidak yakin dengan hal ini !! terus apakah memang harus seperti itu? terhadap kemajuan zaman yang sudah jauh berubah saya sangat percaya sekali, tentu jelas saya tidak bisa samakan permainan saya waktu kecil dengan permainan anak-anak zaman now, mereka hidup dengan kemajuan teknologi yang luar biasa, mereka hidup dengan usia tumbuh yang modern. Tapi apakah dengan mengfasilitasi mereka dengan kecanggihan teknologi tersebut adalah sebuah pilihan yang baik. Sebahagian besar anak-anak zaman Now telah tumbuh dengan pengetahuan teknologi, bahkan sebahagian besar kemampuan mereka menggunakan teknologi (Smartphone) melebihi kemampuan orang tuanya, karena daya tangkap anak jauh lebih kuat dari orang tua, jika hal ini terus di biarkan, bagaimana orang tua mampu untuk membatasai mereka, bagaimana seorang Guru mengingatkan Muridnya sementara Murid nya jauh lebih tau, ini seperti seorang pemuda mengajarkan Bill gates tentang Pemograman. Tentu tidak masuk akal sekali. Alsan klasik yang sering kita dengarkan dari orang Tua, kenapa anda membelikan Smartphone Untuk anak anda? Kebanyakan terdengar memberikan jawaban, karena kebanyakan teman nya sudah Punya, atau agar mereka tidak ketinggalan zaman, atau itu adalah bentuk kasih sayang orang Tua kepada anaknya. Dan banyak lagi jawaban yang tidak mampu saya iyakan. Kalau kita mengacu pada jawaban tersebut tentu seorang Bill Gates (founder of Microsoft) atau Steve Jobs ( founder of Apple) mampu memberikan segudang Smartphone dengan laya seluas lapangan sepak Bola kepada anak-anak mereka. Tapi pertanyaan nya, kenapa itu tidak mereka lakukan? Jawabannya, karena mereka menyadari betul dengan apa yang sudah mereka ciptakan. Dan dengan kemungkinan-kemungkinana buruk lainnya yang akan terjadi pada perkembangan pola pikir anaknya. Dari segi kemampuan teknologi atau pun dari segi material mereka jauh diatas kita, Terus alasan apalagi yang bisa kita berikan untuk memebenarkan kesalahan yang sekiranya sduah kita lakukan, atau memang beanr kemampuan kita sebagai orang Orang tua belum cukup mampu untuk mendeteksi hal-hal yang akan terjadi. Saya tidak mengatakan Smartphone itu tidak baik, dan juga bukan keseluruhannya Buruk, tapi tergantung dari siapa yang menggunakannya. Saya punya sebuah analogi tentang “Senjata Api”. Dia akan sangat bermanfaat jika digunakan oleh oleh seorang Tentara dimedan Perang tapi dia akan menjadi sangat buruk dan berbahaya jika digunakan oleh anak kecil ingusan. yang ingin saya kritik bukannlah Bendanya (Things) tapi penggunannya (user). Saya ingat dengan bacaan sebuah Buku Teach like Finland. Buku ini mengisahkan tentang perjalanan seorang Guru SD (Elementry School) yang bernama Timothy D Walker seorang Guru Amerika yang pindah Ke Helsinki (Finlandia) , Amerika identik dengan aktivitas yaang padat dan cepat dengan teknologi yang super canggih, kemudian berbanding terbalik dengan kehidupan di Finlandia yang jauh lebih santai. Satu hal yang ingin saya sorot dari buku tersebut adalah. Ketika TIM masuk kedalam kelas barunya di Finlandia dia terkejut dengan situasi yang ada di sana,tanpa pernak-pernik teknologi satupun.bahkan ketika Tim berkunjung kelabor Komputer dia melihat jejeran komputer Tua yang sudah lama tidak digunakan bahkan sudah dihinggapi oleh banyak debu, apalagi Internet mungkin tidak akan ditemukan disana. Tentu sontak dia kaget dengan kemajuan teknologi yang luar biasa seperti ini masak iya, sekolah ini tidak memiliki komputer yang layak untuk digunakan. Tapi pertanyaannya dengan pelayanan pendidikan secara kasat mata yang tidak modern tapi kenapa Finlandia mampu menjadi kiblat pendidikan Dunia? Guru di Finlandia memberikan kebebasan untuk anak didiknya bersosialisasi dengan antar sesama maupun masyarakat bahkan memberikan jam istirahat setelah 15 menit sekali. dan memberikan pelajaran hidup yang sebenarnya bukan hidup dengan hayalan teori belaka dengan segala bentuk hal yang disuguhkan oleh teknologi. Maaf mungkin di Negara itu kita akan jarang temukan seorang anak sibuk dengan Android di genggaman mereka, bukan bearti mereka tidak mampu untuk membeli, karena orang Tua disana tidak akan memberikan sebuah hadiah yang sejatinya itu akan merusak anak nya sendiri. Oleh: David Rikardo
Hindari Penggunaan Smartphone Secara Bebas kepada Anak-Anak Read More »
Pertaruhan Data Pribadi demi Fasilitas kemodrenisasian
Data pribadi (personal identity) menjadi salah satu hal yang sangat penting untuk dijaga, karena tentu jelas isi dapur rumah kita tidak ingin di umbar begitu saja kedepan publik secara luas dan bebas, sehingga melindungi diri dari kebocoran dan pencurian harus selalu senantiasa kita usahakan dan Melindungi data pribadi menjadi penting diera teknologi informasi karena data menjadi aset yang beharga. Secara conventional dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berusaha menjaga hal-hal pribadi yang sekiranya tidak lazim untuk di umbar. Namun dengan pengaruh teknloogi terhadap kehidupan dan trend zaman kini menjadikan kita sullit untuk lepas dan terhindar padanya. Sehingga mau tidak mau kita harus ikut larut dan memanfaatkan fasilitas yang ada untuk menunjang cara hidup dan ruang kerja kita. Namun pertanyaan saat ini adalah, apakah kemampuan dan potensi kita untuk melakukannya Sudah sampai pada tahap yang sama. Sepertinya masih meragukan, karena mayoritas kita hanya dibentuk sebagai pengguna teknologi yang diciptakan namun tidak tertutup kemungkinan jika kemauan dan kewaspadaan terus kita tingkatkan. kita akan menjadi pelindung utama setidaknya untuk diri kita sendiri. Akhir-akhir ini kisah hacker misterius yang mengenalkan dirinya sebagai Boyca sipembobol puluhan juta data pribadi penduduk Indonesia terjadi beberapa waktu yang lalu, bisa jadi salah satu diantara nya adalah saya, kamu dan bisa saja siapapun berada di dalamnya. Dalam kata lain keamanan personal identity mulai merisaukan dan menakutkan bagi mereka yang paham akan maksud dan gunanya jika digunakna pada hal yang negatif, bisa saja hal tersbut akan merugikan kita semua. sementara pemerintah sebagai tonggak pelindung keamanan terkahir belum berhasil memberikan rasa aman kepada masyarakat dalam menjaga keamanan identitas yang dipercayakan, dengan tersebarnya jutaan data masyarakat Indonesia yang berhasil dicuri semakin membuktikan keamanan data pribadi memang pantas dan patut untuk disadari Kembali agar kewaspadaan dan kehati-hatian kita lebih tersadarkan. Karena kemajuan dan perubahan masa depan selalu berlindung pada kemanusian dan keefisienan sehingga potensi-potensi negatif lainnya yang berkemungkinan akan muncul selalu terkesampingkan dan dianggap tidak ada. Namun pada akhinrya kita sebagai pengguna (user) selalu menjadi korban dari sebuah penemuan baru yang ditemukan. Namun hebatnya stigama menguntungkan jauh lebih disuarakan dibandingkan kerugiannya. Dengan maraknya hadir jutaan aplikasi-aplikasi gratis sesuai dengan manfaat dan fungsinya masing-masing telah dihidangkan pada seluruh pengguna internet diseluruh dunia. Siapapun bisa mengunggahnya dengan cara yang mudah tanpa biaya sepersenpun hanya membutuhkan ketersedian data internet semuanya bisa didownload. namun Kegratisan tersebut akan bisa kita nikmati dengan mendaftarkan personal identitas kita mulai dari nama, no telfon, alamat rumah bahkan sebahagian ada yang meminta data lebih prifat dan lain sebagainya. Sekali lagi hal tersebut tidak benar-benar aman dan bisa untuk dipercaya karena kemanan mutlak saat ini hanya berada ditangan kita bukan server aplikasi yang kita gunakan dan juga bukan pada pemerintah pengatur laju pemerintahan ini. Waspadalah wasapadalah. Oleh: David Rikardo
Pertaruhan Data Pribadi demi Fasilitas kemodrenisasian Read More »