Baralek Marapulai Jo Anak Daro Piaman, Kemeriahan Bergotong Royong

Oleh: Labai Korok

Sumbarinfo.com,- Setiap “baban nan dipikul” ketika anak gadih dipalakian (carikan suami) sudah menjadi kewajiban bersama kaum, suku, bako, andai tolan untuk mencarikan pasangan, maka ada namanya acara malam “baundi” mencari calon suami untuk anak gadis yang akan diparalean.

Malam baudi padusi/perempuan, semua keluarga kaum andai tolan yang hadir mengusung nama laki-laki/bujang untuk dijodohkan dengan anak kemenakan nan padusi, ini prinsip acara basamo-samo memikul beban anak perempuan alah butuh junjungan.

Setelah jodoh dapat, mau diparalean, akan diadakan keramaian, semua kaum, suku, andai tolan kaum, korong juga hadir untuk dalam acara tagak pondok artinya Kita semua bergotong royong mempersiapkan acara pesta/baralek tersebut.

Budaya tagak pondok berlaku untuk acara baralek dirumah padusi/anak daro maupun marapulai atau dirumah laki-laki, kedua tempat pesta dinagari tersebut akan diadakan tagak pondok. Ini juga prinsipnya bergotong royong ala urang Piaman untuk mengadakan baralek marapulai jo anak daro.

Seandainya Kita amati secara cermat, semua proses perkawinan dibaralek marapulai jo anak daro adat Piaman, kesemua proses itu digotong royongkan tak ada sifatnya individual atau pribadi sebagai pelaksananya.

Saat puncak acara ada juga budaya badantam/badoncek. Biasanya tradisi badantam dilakukan setelah malam acara baralek atau biasanya setelah sholat isya, pada malam itu semua masyarakat hadir guna ikut berpartisipasi dalam memberikan bantuan berupa sumbangan terhadap pihak laki-laki(marapulai) atau perempuan(anak daro) tujuannya untuk menempuh hidup baru.

Pada saat badantam sanak saudara, orang korong/nagarinya berlomba untuk memberikan sumbangan sebanyak-banyaknya, tidak hanya itu saja yang ikut memberikan sumbangan, melainkan masyarakat yang berada disekitar sana juga ikut memeriahkan tradisi badantam.

Tradisi badantam umumnya banyak kita jumpai di kalangan masyarakat Piaman. Badantam atau badoncek merupakan tradisi turun temurun yang ada di Piaman, tujuannya yaitu untuk mengumpulkan dana atau memberikan sesuatu kepada pihak yang mengadakan acara yaitu mempelai wanita atau laki-laki saat mengadakan pesta perkawinan.

Banyak simbol-simbol prosesi perkawinan dibaralek marapulai jo anak daro yang ada unsur gotong royong nya, andaikan prosesi itu dijalankan dengan baik dan benar maka diyakini acara baralek tidak akan menjadi beban keluarga perempuan maupun keluarga inti laki-laki saja.

Sudah sangat nyata bawa budaya baralek marapulai jo anak daro ala Piaman dilakukan secara bersama-sama, tentu himbauan kepada angku ninik mamak yang punya kemenakan akan diparalean lakukanlah proses adat itu secara baik dan benar.

Seandainya barek bisa dituntun konsep acaranya disaat manaimo kampei siriah dipihak marapulai (pihak keluarga laki-laki) secara adat, maka tidak akan ditemukan baralek marapulai jo anak daro menutup jalan yang menggangu wilayah publik.

BERITA LAINYA

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

POST LAINYA

Website ini diterbitkan oleh sumbarinfo.com | © 2021- 2022

Scroll to Top