Oleh: Labai Korok
Sumbarinfo.com, Kita harus menghimbau Pemerintah Prabowo untuk memperpendek lebaran hari raya Idul Fitri karena hari raya ini adalah hari raya kecil dalam agama Islam.
Sedangkan wajib mengimbau umat Islam agar lebih memeriahkan Idul Adha atau hari raya kurban karena sesungguynya Idul Adha lebih “besar” dibandingkan Idul Fitri. “Idul Adha lebih `besar dibandingkan Idul Fitri,” kata Ketua Umum MUI Sumut, Prof. DR. H. Abdullah Syah, MA dikutib majalah Islam.
Ummat perlu pahami bahwa Idul Fitri itu lebaran hari rayanya kecil, tidak lah besar, maka Penulis wajar saja memintak agar lebaran Idul Fitri di konstruksi ulang demi kebaikan ummat, agar merasa Idul Fitri itu hari raya yang dianggap besar, lalu peringatan pun dibuat berlebih-lebihan seperti saat ini.
Sudah saatnya pemerintah pusat memperpendek libur hari raya Idul Fitri, serta pemerintah membuka kebijakan memperpanjang liburan hari raya idul Adha sesuai kaedah hukum agam Islam.
Perlu diketahui mengapa hari raya Idul Fitri sagat kecil dibandingkan dengan Idul Adha yaitu sedikitnya ada tiga faktor yang menyebabkan Idul Adha lebih “besar”. Pertama, karena pada hari itu berkumpul jutaan umat Islam dari seluruh penjuru dunia melaksanakan ibadah haji di Padang Arafah di Arab Saudi.
Pada hari Idul Adha jutaan umat bersatu dan memuji nama Allah SWT tanpa membedakan status, warna kulit, suku dan bangsa di tempat yang sangat bersejarah, yakni Padang Arafah yang merupakan lokasi bertemunya Nabi Adam dan Hawa.
Kemudian kedua adalah pada Idul Adha umat Islam yang memiliki kelebihan ekonomi diwajibkan menyumbangkan hewan kurban yang akan disalurkan untuk kaum miskin, makin kaya makin banyak berkurban.
Sedangkan faktor ketiga yang menyebabkan Idul Adha lebih “besar” karena pembacaan takbirnya lebih lama dibandingkan Idul Fitri. “Pada Idul Fitri pembacaan takbir hanya pada malam hingga pagi lebaran, sedangkan Idul Adha selama empat hari berturut-turut,”.
Dengan penjelasan mengapa hari raya Idul Adha yang paling besar, memberikan pencerahan kepada kita agar memperingati hari raya Idul Fitri itu secara sederhana, tampa ada embel-embel mengikut acara paham hedonis didalamnya.
Sekarang saatnya pemerintah memperpendek liburan lebaran Idul Fitri ini, pada waktu memperingati hari raya idul Adha nanti pemerintah harus membuat panjang liburannya minimal 1 Minggu sesuai dengan peringatan Idul Adha yang waktunya empat hari.
Andaikan pemerintah pusat, melalui kementerian agama bisa mengambil kebijakan bahwa lebaran Idul Fitri perlu dilakukan kontruksi ulang agar budaya tidak syarii tidak dibalik-balik dari dua hari raya tersebut.