Identitas dan Budaya Matrilineal : Perempuan Dalam Musik Tradisional Minangkabau
Pariaman, SumbarInfo,- Keragaman musik merupakan kekayaan budaya yang sangat berharga, terutamamusik-musik etnis yang berada dalam wilayah administratif di Provinsi Sumatera Barat. Sebagaimana kita ketahui dalam ranah budaya di Provinsi Sumatera Barat, terdapat berbagai etnis. Memiliki jumlah penduduk sekitar 5.511.246 jiwa yang terdiri dari etnisMinangkabau sebanyak 88,35% yang beragama Islam (97,4%), Mandailing sebanyak4,42%, Jawa sebanyak 4,15% dan Mentawai 1,28% dan etnis lainnya. Hal ini diungkapkan DR. Sri Setiawati, MASekretaris Program Doktor Studi Pembangunan Sekolah Pascasarjana Unand saat melakukan riset di Desa Sikapak Kecamatan Pariaman Timur KotamadyaPariaman dengan tema“Petempuan Dalam Musik Tradisional Minangkabau : Identitas Dan Budaya Matrilineal. “Merujuk perjalanan waktu, kesenian yang ada dewasa ini merupakanperkembangan dari warisan budaya masa lampau yang bergulir dari satu generasi kegenerasi berikutnya” ujar Dr Sri Setiawati. Hal ini menunjukkan bahwa kesenian (tradisional) mengalamidinamika yang hebat. Terutama dalam melewati berbagai ruang dan waktu. Minangkabau sebagai salah satu daerah yang memiliki keunikan adat dan budaya,termasuk dalam bentuk kesenian tradisi dan tidak kecuali seni-seni yang khusus dimainkan atau diperankan oleh perempuan. “Dari berbagai seni tradisi yang ada di Minangkabau terutama seni musik tradisional, terdapat berbagai jenis musik yang dimainkan olehperempuan, yang tersebar di berbagai wilayah di Sumatera Barat. Bahkan sampai saat ini musik-musik tradisi tersebut masih eksis dan sangat diminati oleh masyarakat pendukungnya” ungkapnya. Hanya saja menurut Sri, music tradisi yang dimainkan oleh perempuan khususnya diMinangkabau belum terpublikasi dengan baik sehingga seni yang sangat unik yang sarat dengan nilai-nilai filosofi masyarakat ini belum banyak diketahui oleh masyarakat diluardaerah perkembangannya. Untuk itu perlu dilakukan kajian terhadap berbagai musik tradisi yang dimainkanoleh perempuan di Minangkabau, baik dari kajian filosofi, karakter music, instrument,waktu pertunjukan, repertoar lagu yang dimainkan serta fungsi music itu sendiri dalammasyarakat pendukungnya. Hasil kajian ini akan dituliskan dalam satu laporandokumentasi dalam bentuk foto dan audio visual. Sehingga informasi tentang musik tradisiMinangkabau khusus dimainkan perempuan dapat diketahui dan diapresiasi olehmasyarakat secara umum. Kekhawatiran musik tradisi Minang yang dimainkan olehperempuan akan hilang dan bahkan tidak sempat terdokumentasikan. Minangkabau terkenal dengan garis keturunan matrilineal dengan aturanperempuan yang sangat ketat sehingga perempuan memiliki ruang yang sangat sempit dalam mengekspresikan dirinya untuk berkesenian, namun dalam keterbatasan tersebutperempuan Minang mempunyai ruang dan waktu untuk bersosialisasi danmengekspresikan rasa seni mereka. “Kebebasan yang tidak dimiliki layaknya laki-laki, menjadikan domain rumah gadang lah sebagai tempat bagi perempuan Minang untukmenyalurkan bakat seni yang ada, menggunakan media-media yang akrab dengankeseharian meraka yang ada, seperti alat-alat dapur dan memanfaatkan alat-alat musicsederhana yang ada didalam rumahnya” ujarnya. Perempuan mencoba menghadirkan bunyi-bunyianyang merupakan ungkapan perasaan atau ekspresi bagi perempuan baik rasa sedih maupunbahagia. Seiring tersedianya domain sosialisasi yang ada di rumah gadang memberi peluangjuga pada music tradisi yang terlahir dari ungkapan tersebut bisa terus bertahan dan hidup,yang akhirnya bisa disaksikan sebagai suatu bentuk kesenian music tradisi. Hal iniberdampak semakin eksisnya bunyi-bunyi dari ekspresi perempuan dalam pertunjukanmusic yang bisa dinikmati oleh siapapun. Diantara musik-musik tradisi perempuan minangyang terdapat di Sumatera Barat yakni talempong uwaik-uwaik di Maninjau KabubatenAgam, alu tatentong di Kabupaten Tanah datar, Sikatuntuang di Payakumbuh, talempuanggondang oguang di Kabupaten Limapuluh Kota, talempong gandang lasuang di Pariaman, dan ilau ( nyanyian kematian ) di Kabupaten Solok. Namun music-musik tradisi yang unikini hanya diketahui berkembang di daerah kelahirannya, masyarakat diluar daerahperkembangan music tersebut tidak mengenal dan tidak mengetahui kalau di berbagaidaerah di Sumatera Barat terdapat beberapa reportoar tradisi yang khusus dimainkan olehperempuan. “Mudahan selanjutnya satu persatu karya musik tradisi Minang yangdimainkan oleh perempuan Minang akan bisa terdokumentasi secara lengkap, sebelumpunah” ujar Sri. (Marlim)
Identitas dan Budaya Matrilineal : Perempuan Dalam Musik Tradisional Minangkabau Read More »