Pariaman

Juadah Makanan Pengantin Terenak Didapat Marapulai, Momen Festival Anak Nagari

Oleh: Labai Korok Sumbarinfo.com,- Salah satu kebanggaan laki-laki Piaman setelah dilakukan tradisi bajaputan dari pihak mempelai perempuan, yaitu ada juga manarimo/ada antaran juadah dalam bentuk susunan makanan setinggi tubuh anak-anak umur 8 tahun yang bentuknya indah, makanannya enak, tahan lama. Andaikan laki-laki, marapulai diberi japutan, otomatis mereka juga menerima/antaran juadah juga yang didapat, otomatis kedua prosesi ini terkait dalam baralek menikah budaya Piaman selalu mengikut. Ada cimeeh urang Piaman, kalau antara juadah tidak ada datang dirumah gadang maka laki-laki tersebut belum dinikahkan dengan padusi anak Piaman. Saat ini Penulis menjelaskan apa itu juadah, komponen makanan apa saja yang ada dalam antaran juadah tersebut, agar urang Piaman tahu bahwa urang Piaman ada makanan khas yang bisa dijadikan objek wisata kuliner dalam kehidupan sehari-hari. Pembuatan juadah ini sangat sakral dibudaya Piaman, jika kita ingin juadah tidak bisa Kita dapat untuk konsumsi harian karena lahirnya makana di juadah itu disaat ada prosesi perkawinan urang Piaman nan bajapui, diluar itu juadah tidak ada. Maka agar juadah ini tidak hilang dari keseharian masyarakat Piaman, Penulis apresiasi Muhammad Fadli atau dikenal Ajo Wayoik, yang bertindak sebagai kurator Festival Juadah. Saat bertemu ajo wayoik yang juga dosen ISI dengan Penulis, sangat tepat momennya juadah ini difestivalkan agar tidak punah, dan ada juga kebanggaan orang Piaman setelah pacu itiak diambil oleh orang Payakumbuh, pacu Jawi oleh tanah datar. Penulis apresiasi semangat ajo wayoik tersebut, beliau menyampaikan bahwa festival ini diharapkan menjadi proyek percontohan bagi nagari-nagari lain di Padang Pariaman dalam menyelenggarakan festival mereka sendiri. Namun Penulis mengusulkan juadah merupakan festival tahunan milik Padang Pariaman untuk ajang acara kuliner yang harus menasional dan internasional juga. Suan saatnya makanan juadah ini diekspose ke dunia, juadah merupakan budaya urang Piaman yang penuh dengan nilai-nilai sakral disaat dilaksanakan perkawinan. Serta Juadah ini merupakan antaran khas dalam setiap acara perkawinan tersebut. Secara tenis biasanya, antaran ini disusun dalam talam-talam yang besar. Untuk membawanya pun ada yang menggunakan becak, dipikul oleh beberapa pria, atau dibawa dengan kendaraan. Antaran juadah ini akan jadi makanan pelengkap di pesta perkawinan di rumah mempelai pria. Juadah ini menggunakan talam yang bertingkat-tingkat. Yang paling atas diisi kue bolu, lalu berturut-turut di talam bawahnya ada bubik, pinyaram, juadah tukua, jala bio, kue sangko, kipang, nasi manis, dan kanji. Selain kue bolu, bahan pembuat makanan dalam antaran ini adalah olahan dari beras dan beras ketan. Jika dimakan rasanya enak, Misalnya, kanji, yang mirip dengan gelamai itu enak. Makanan ini terbuat dari tepung beras ketan yang dicampur dengan larutan gula merah yang ditambah santan. Adonan ini dimasak lama dalam kuali besar hingga kental dan berminyak. Lalu dituangkan ke papan cetakan. Jenis makanan lain yang terbuat dari tepung ketan adalah pinyaram, jala bio, dan bubik. Pinyaram ini seperti kue cucur. Bahannya dari tepung beras yang dicampur dengan cairan gula merah, lalu digoreng dalam kuali yang langsung menjadi cetakannya. Mirip kue cucur, tapi dalam bentuk yang lebih besar. Namun Penulis jelaskan dalam antaran ini, terdapat beberapa jenis penganan khas Piaman, Penganan ini dibuat dalam ukuran yang besar, tapi nantinya dipotong kecil-kecil saat akan dihidangkan. Layaknya jajanan pasar, penganan ini punya cita rasa beragam: ada yang gurih, manis, dan legit. Sedangkan jala bio dan bubik terbuat dari tepung beras ketan dan santan. Dicetak dengan seng berbentuk jeruji, lalu digoreng. Rasanya gurih dan seperti kerupuk. Bentuknya juga unik, seperti jeruji, atau banyak dikenal sebagai kue kembang goyang. Sedangkan bubik mirip dengan adonan jala bio yang diberi inti dengan sekeping gula merah dan kelapa, lalu digoreng. Makanan yang terbuat dari beras ketan antara lain nasi manis atau nasi haru, kipang, dan kue sangko. Nasi manis mirip wajik dengan warna cokelat. Terbuat dari beras ketan yang dikukus, diberi gula merah, lalu dicampur dengan santan dan garam secukupnya. Prosesnya, santan dan gula merah dimasak di kuali hingga berminyak, lalu dimasukkan beras ketan yang sudah dikukus, lalu diaduk di kuali hingga kering. Kemudian dipadatkan di cetakan kayu, lalu dipotong-potong. Setelah jenis makanan juadah selesai, nanti disusun rapi melalui penyusunan yang sudah ada urutan dan sakral juga, lalu diatasnya dikasih bendera-bendera, pernak-pernik motif bunga dari kertas yang dibuat oleh urang mando ditengah rumah mempelai perempuan. Penulis secara pribadi sangat bangga pernah mendapat antaran juadah ini, seumur laki-laki urang Piaman hanya sekali boleh dapat anatar juadah ini, itu bukti simbol kebesaran laki laki Piaman disaat jadi Marapulai. Selamat menjadikan juadah sebagai ifen atau festival anak Nagari, mohon pada Bupati Padang Pariaman agar juadah ini dijadikan objek wisata kuliner terhebat Sumatera barang dan dunia.

Juadah Makanan Pengantin Terenak Didapat Marapulai, Momen Festival Anak Nagari Read More »

Hiburan Malam Piaman Dibatasi, Pengajian Agama Nagari/Korong Aktifkan

Oleh: Labai Korok Kerusakan moral di Piaman itu nyata adanya, beberapa kasus moral terjadi dibeberapa kawasan, pelaku ada yang muda, ada yang tua, semuanya jadi predator yang membuat hati ini miris. Maka sangat tepat Bupati Padang Pariaman, John Kennedy Azis (JKA) mulai mengambil langkah berani menghilangkan salah satu penyebab dari kasus moral itu marak yaitu membatasi dan melarang hibura malam melebihi waktu ditetapkan. Pemerintah Kabupaten Padang pariaman resmi menetapkan pembatasan waktu terhadap segala bentuk hiburan malam seperti orgen tunggal, pertunjukan band, dan kesenian daerah. Langkah ini diambil sebagai upaya menjaga moralitas generasi muda serta menciptakan ketertiban di tengah masyarakat. Keputusan tersebut disampaikan langsung oleh Bupati Padangpariaman John Kenedy Azis (JKA) dalam rapat koordinasi yang digelar bersama Wakil Bupati Rahmat Hidayat, unsur Forkopimda, LKAAM, MUI, tokoh adat, serta seluruh camat dan wali nagari se-Kabupaten Padangpariaman. Malam ini kita sepakat, segala bentuk hiburan malam, termasuk pesta pernikahan yang menggunakan orgen tunggal, hanya diperbolehkan hingga pukul 23.30 WIB. Setelah itu, tidak ada kompromi, akan ditindak tegas,” tegas JKA dalam pertemuan yang berlangsung di ruang rapat Sekkab Padangpariaman. Bupati menyoroti maraknya kegiatan hiburan malam yang kerap berlangsung hingga dini hari, yang menurutnya telah meresahkan masyarakat dan menjadi salah satu faktor degradasi moral, khususnya di kalangan remaja. Bupati yang langsung dari ratau ini menyebut hiburan malam yang tak terkontrol bisa memicu penyalahgunaan alkohol, narkoba, pergaulan bebas, hingga tindakan kriminal terhadap perempuan dan anak. Penulis melihat sikap Bupati ini sangat tepat, keberadaan faktor penyebab timbulnya kerusakan moral itu memang harus dihilangkan, semangat Bupati Padang Pariaman menindak, menerapkan dengan tegas semua kesepakatan yang dibuat tersebut bersama semua unsur termasuk elit yang ada dinagari-nagari. Usul saran jika pembatasan hiburan sudah jalan maka dimintak kepada Bupati JKA dibuat juga kebijakan memakmurkan masjid, suarau yaitu setiap masjid, surau, mushola dibuat aturan dilakukan pengajian, wirit rutin disetian korong dan nagari, kebijakan tersebut diiringi dengan aturan dan sekaligus pendana jika diperlukan. Hemat Penulis jika larangan hiburan merusak moral berjalan, langkah memakmurkan aktivitas agama jalan, Penulis yakin kerusakan moral, kasus moral bisa dihilangkan di Piaman Laweh ini.

Hiburan Malam Piaman Dibatasi, Pengajian Agama Nagari/Korong Aktifkan Read More »

Manatiang Alek Rumah Gadang, Beda Luak Piaman

Oleh: Labai Korok Setiap perundingan diawali makan, itu budaya urang luak rantau Piaman nan sabananya, ini dijadikan presesi budaya nan elok seperti manatiang makanan disaat tamu duduk balapak (bersilah ditikat pandan). Manatiang makanan bahasa Indonesia adalah pramusaji, mereka adalah orang yang bertugas meletakan makan didepan urang nan duduk dirumah gadang dengan prosesi adat yang kuat. Tukang manatiang makan dirumah gadang Pariaman dialek baik seperti perkawinan, syukuran, rapat-rapat kaum dan lainnya terkhusus di luak Piaman dilakukan oleh anak mudo (kemanakan mudo matah dalam kaum/nagari), Nah perbedaan luak rantau Piaman dengan luak lain diminangkabau sepengetahuan Penulis adalah pramusajinya atau tukang manatiang tadi, pesisir Selatan, Sijunjung contohnya nan manatiang makanan itu urang sumando laki-laki dirumah gadang. Namun prosesi budaya minang manatiang makanan itu sama saja yaitu pramusaji selalu membawa piring dalam jumlah banyak di tangannya ketika menghidangkan makanan. Cara ini juga sering ditampilkan di rumah makan Padang, dimana manatiang menjadi tontonan pengunjung terutama dari luar daerah Minangkabau dengan membawa sambal bertingkat-tingkat. Disamping penyajian makanan seperti dijelaskan diatas, urang manatiang diluar Piaman harus anak Mudo sekita umur (17 sampai 25 tahun) mereka dipastikan belum menikah atau masih bujangan. Sebelum terlibat prosesi manatiang pramusaji alek dirumah gadang luak rantau Piaman ini harus berpakaian bersih, rapi, bercelana panjang (menutup aurat) dan pingangnya dibalut kain bugih atau kain sarung. Jika ada yang tidak memenuhi kreteria berpakaian seperti itu maka urang manatiang tadi akan ditegur untuk memperbaiki pakainnya. Ketika manatiang juga memiliki cara yang khas yaitu bagian atas atau tempat duduk angku mamak, tamu, urang sumando dihidangkan makanan terlebih dahulu oleh anak bujang tadi, setelah itu menurut yang baru bagian dihilirnya. Tempat duduk yang pertama disajikan makan adalah tempat duduk nan ada kasurnya atau tirainya, disini yang duduk angku mamak, urang sumando rumah gadang dan tamu, sedangkan kamanakan dihilirnya atau setelah itu. Pramusaji atau urang manatiang tadi saat meletakan piring atau makanan duduknya seperti duduk atau berjongkok seperti orang bersilat, bukan jongkok urang mau buang air besar ditang aie/banda. Budaya manatiang ini khusus di luak rantau Piaman saat ini masih terpakaikan, ada juga adat manatiang ini yng sudah bergeser dari anak bujang ka urang sumando padusi nan mudo, tidak banyak nagarinya. Namun Penulis coba meluruskan bahwa manatiang makanan diluar Piaman bukan urang sumando laki-laki maupun padusi, nan jadi pramusaji makan balapak itu anak mudo, kamanakan ditempat acara alek rumah gadang tersebut.

Manatiang Alek Rumah Gadang, Beda Luak Piaman Read More »

Baralek Marapulai Jo Anak Daro Itu Sederhana, Palaminan Dalam Rumah

Oleh: Labai Korok Sumbarinfo.com, – Penguna jalan mengeluh, kecewa terkadang kesal karena pelaminan beserta tenda sudah menutup badan jalan, makin kaya atau banyak modal urang nan baralek makin besar tenda dan orgen tunggal yang menutup jalan. Keadaan seperti itu membuat baralek marapulai jo anak daro tidak lagi menjadi sarana ibadah tapi sudah mejadi gunjingan, umpatan yang menimbulkan masalah lain ditegah anak nagari. Penulis melihat fenomena ini, terpanggil untuk mengajak Kita bersama, terkhusus urang Minangkabau kembali ke adat lamo pusako usang yaitu palaminan berada didalam rumah, tenda hanya tambahan ruang jika rumah tidak menampung undangan datang. Saatnya orang Minang kembali mempertahankan acara baralek di rumah, memakai ruangan rumah untuk palaminan, hidangan nasi balapak dilantai tempat duduk makan. Andaikan yang kaya harta silahkan juga yang mengadakan perhelatan di gedung hotel, atau gedung aula dengan alasan kepraktisan dan tidak menganggu urang kampuang karena rumah kecil dan sebagainya. Pelaminan dalam rumah itu telah membantu terjadinya efesien anggaran baralek, karena ruang dipakai terpaksa tempat pelaminan menyesuaikan, kecil rumah pelaminan kecil, ini mendatangkan efesinsi biaya baralek. Karena perlu diingatkan ada anak gadih Minang yang bunuh diri akibat keluarga miskin tidak bisa baralek mengikuti keinginan keluarga laki-laki, andaikan waktu itu angku ninik mamak menegaskan bahwa bentuk disain ruangan baralek sesuai dengan kondisi rumah maka akan hematlah pembiayaan. Namun pihak perempuan dipaksa baralek dengan rungan besar yang memaksa ruang pelaminan dalam tenda berada dilapangan atau ditengah jalan. Andaikan ruang terbuka dibuat tenda pelaminan berbentuk aula, lengkap dengan meja dan lainnya, berapa mahalnya biaya disain, biaya sewa dengan ukuran kapisatas 250orang. Akhirnya bunuh diri karena tidak ada biaya untuk itu, dapat terkahir pun karena ruang jalan yang dipakai akhirnya masyarakat juga terganggu. Adat Minangkabau telah mengajarkan bahawa baralek itu sesuai dengan adat basandi syarak-syarak basandi kitabullah, maka semua dibuat sederhana dan Jika dulu orang-orang dari kampung datang untuk menyiapkan masakan, tempat, merias marapulai jo anak daro secara bergotong royong. Mari budaya baralek marapulai jo anak daro tersebut disederhan, budaya Kita sangat baik, acara baralek di rumah dilakukan secara terpisah agar ada pendistribusian keadilan, baralek di rumah mempelai pria dan rumah mempelai wanita. Jadi, keluarga mempelai wanita, anak daro mengadakan baralek sendiri di rumahnya dan keluarga mempelai pria, marapula juga baralek di rumahnya. Ada yang baraleknya pada hari yang sama, ada pula yang beda 1 atau 2 hari, tergantung kesepakatan, tapi itulah tradisi turun temurun adai lamo nan bajawek. Himbawan Penulis kepada anak nagari nan kabarek marapulai jo anak daro lakukanlah dekorasi pelaminan, ruang tenda dan rumah disesuaikan dengan kondisi yang elegan, jangan memaksakan baralalek memakai ruag publik seperti jalan dan fasiltas umum lainnya. Baralek itu tujuannya mendatangkan kebaikan, ibadah jangan dirusak dengan budaya orang kafir yang baralek mendatangkan maksiat dan dosa, lakukan baralek marapulai jo anak daro dengan sederhana.

Baralek Marapulai Jo Anak Daro Itu Sederhana, Palaminan Dalam Rumah Read More »

Baralek Marapulai Jo Anak Daro Piaman, Kemeriahan Bergotong Royong

Oleh: Labai Korok Sumbarinfo.com,- Setiap “baban nan dipikul” ketika anak gadih dipalakian (carikan suami) sudah menjadi kewajiban bersama kaum, suku, bako, andai tolan untuk mencarikan pasangan, maka ada namanya acara malam “baundi” mencari calon suami untuk anak gadis yang akan diparalean. Malam baudi padusi/perempuan, semua keluarga kaum andai tolan yang hadir mengusung nama laki-laki/bujang untuk dijodohkan dengan anak kemenakan nan padusi, ini prinsip acara basamo-samo memikul beban anak perempuan alah butuh junjungan. Setelah jodoh dapat, mau diparalean, akan diadakan keramaian, semua kaum, suku, andai tolan kaum, korong juga hadir untuk dalam acara tagak pondok artinya Kita semua bergotong royong mempersiapkan acara pesta/baralek tersebut. Budaya tagak pondok berlaku untuk acara baralek dirumah padusi/anak daro maupun marapulai atau dirumah laki-laki, kedua tempat pesta dinagari tersebut akan diadakan tagak pondok. Ini juga prinsipnya bergotong royong ala urang Piaman untuk mengadakan baralek marapulai jo anak daro. Seandainya Kita amati secara cermat, semua proses perkawinan dibaralek marapulai jo anak daro adat Piaman, kesemua proses itu digotong royongkan tak ada sifatnya individual atau pribadi sebagai pelaksananya. Saat puncak acara ada juga budaya badantam/badoncek. Biasanya tradisi badantam dilakukan setelah malam acara baralek atau biasanya setelah sholat isya, pada malam itu semua masyarakat hadir guna ikut berpartisipasi dalam memberikan bantuan berupa sumbangan terhadap pihak laki-laki(marapulai) atau perempuan(anak daro) tujuannya untuk menempuh hidup baru. Pada saat badantam sanak saudara, orang korong/nagarinya berlomba untuk memberikan sumbangan sebanyak-banyaknya, tidak hanya itu saja yang ikut memberikan sumbangan, melainkan masyarakat yang berada disekitar sana juga ikut memeriahkan tradisi badantam. Tradisi badantam umumnya banyak kita jumpai di kalangan masyarakat Piaman. Badantam atau badoncek merupakan tradisi turun temurun yang ada di Piaman, tujuannya yaitu untuk mengumpulkan dana atau memberikan sesuatu kepada pihak yang mengadakan acara yaitu mempelai wanita atau laki-laki saat mengadakan pesta perkawinan. Banyak simbol-simbol prosesi perkawinan dibaralek marapulai jo anak daro yang ada unsur gotong royong nya, andaikan prosesi itu dijalankan dengan baik dan benar maka diyakini acara baralek tidak akan menjadi beban keluarga perempuan maupun keluarga inti laki-laki saja. Sudah sangat nyata bawa budaya baralek marapulai jo anak daro ala Piaman dilakukan secara bersama-sama, tentu himbauan kepada angku ninik mamak yang punya kemenakan akan diparalean lakukanlah proses adat itu secara baik dan benar. Seandainya barek bisa dituntun konsep acaranya disaat manaimo kampei siriah dipihak marapulai (pihak keluarga laki-laki) secara adat, maka tidak akan ditemukan baralek marapulai jo anak daro menutup jalan yang menggangu wilayah publik.

Baralek Marapulai Jo Anak Daro Piaman, Kemeriahan Bergotong Royong Read More »

Pembukaan TMMD Ke 115 TA 2022 di Wilayah Kodim 0308/Pariaman

Padang Pariaman, SumbarInfo,- Komandan Korem (Danrem) 032/Wirabraja Brigjen TNI Purmanto diwakili oleh Kasrem 032/Wbr menghadiri Upacara Pembukaan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 115 Kodim 0308/Padang Pariaman di Lapangan Bola INS ( Indonesia Nederlansche School ) Kayu Tanam Kabupaten Padang Pariaman pada Selasa (11/10/2022) Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah, bertindak selaku Inspektur Upacara (Irup) dalam Pembukaan TMMD ke 115 Kodim 0308/Prm menyampaikan dalam amanatnya,TNI Manunggal Membangun Desa merupakan program lintas sektoral antara TNI dengan Kementerian, Lembaga Pemerintah non Kementerian, Pemerintah Daerah dan komponen masyarakat lainnya yang di sinergikan dan di integrasikan dengan tujuan untuk meningkatkan akselerasi pembangunan di daerah guna meningkatkan taraf hidup masyarakat yang lebih baik dan mandiri. Program TMMD adalah sebagai upaya untuk memberdayakan masyarakat desa/nagari dengan membangun/merehabilitasi, sarana/prasarana wilayah dan fasilitas sosial/umum yang secara langsung dapat menyentuh kepentingan masyarakat setempat. Disamping itu juga untuk membantu pemerintah mewujudkan ketahanan wilayah yang tangguh guna memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Melalui berbagai kegiatan yang telah direncanakan tersebut, kita semua berharap TMMD ke-115 tahun 2022 ini akan mencapai hasil yang maksimal, serta sejalan dengan semangat yang terkandung dalam tema TMMD ke 115 tahun 2022, yaitu : “ TMMD DEDIKASI TERBAIK MEMBANGUN NKRI ”. semoga tema ini benar-benar dapat menjadi sumber motivasi dan inspirasi bagi seluruh stakeholder yang mendukung pelaksanaan kegiatan TMMD dalam membantu pemerintah daerah melakukan percepatan pembangunan di segala bidang, sehingga Sumatera Barat semakin maju, makmur dan sejahtera. Selanjutnya dilaksanakan penandatanganan dan penyerahan naskah pekerjaan TMMD oleh Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur, S.E., M.M. kepada Dandim 0308/Prm Letkol Arm Wahyu Hidayat, S. Sos disaksikan Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah dan Kasrem 032/Wbr Kolonel Inf Josep. T. Sidabutar. Sementara itu, Kasrem 032/Wbr Kolonel Inf Josep. T. Sidabutar mengatakan TMMD adalah operasi Bhakti TNI yang diatur secara terprogram yang dilaksanakan 3 tahap dalam setahun . Dimana TMMD yang berlangsung saat ini TMMD ke 115 yang dilaksanakan di Kodim 0308/Padang Pariaman dan Kodim 0311/Pesisir Selatan untuk wilayah Provinsi Sumatera Barat.Adapun sasarannya terdiri dari sasaran fisik berupa pembukaan jalan, pemasangan gorong gorong dan rehap rumah tidak layak huni, serta sasaran non fisik berupa penyuluhan dan sosialisasi tentang wawasan kebangsaan, kesehatan dan lain sebagainya, ujar Kasrem. Upacara berjalan lancar, aman dan tertib yang dihadiri oleh Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah, Kasrem 032/Wbr Kolonel Inf. Josep. T. Sidabutar, Kasiter Kasrem 032/Wbr Kolonel Kav. Nanang Siswoko S.T, Kepala Dinas PMD Provinsi Amasrul, SH dan beberapa kepala dinas OPD Provinsi Sumatera Barat serta unsur Fokompimda Kabupaten Padang Pariaman. (Marlim)

Pembukaan TMMD Ke 115 TA 2022 di Wilayah Kodim 0308/Pariaman Read More »

0

Website ini diterbitkan oleh sumbarinfo.com | © 2021- 2022

Scroll to Top